JURNAL JALASENA https://www.ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/jalasena <p style="text-align: justify;">Kata<strong> JALASENA</strong> diinspirasi dari Bahasa Sansekerta yaitu kata Jala berarti air laut; Sena berarti penguasa. Jurnal <strong>JALASENA</strong> ini dimaknai sebagai upaya menjadikan teknik perkapalan sebagai program studi yang merajai publikasi penelitian di bidang Teknik Perkapalan di wilayah Barat Indonesia. Jurnal <strong>JALASENA</strong> melingkupi penelitian di bidang desain, konstruksi, sistem (permesinan), hidrodinamika, material kelautan, dan manajemen galangan kapal. Dengan adanya penelitian yang dipublikasikan di jurnal ini berarti turut serta membantu Pendidikan di bidang Teknik perkapalan dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan di bidang Teknik Perkapalan.</p> <p><img src="/public/site/images/zakwan/COVER_Jalasena_fix_copy.png"></p> Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun en-US JURNAL JALASENA 2686-6544 PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH SKEG TERHADAP HAMBATAN KAPAL TONGKANG Di LINGGI HALUAN https://www.ejurnal.universitaskarimun.ac.id/index.php/jalasena/article/view/1259 <p>Sekitar&nbsp;62%&nbsp;luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, hal ini dikonfirmasi dari data KKP, luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2. Sehingga dapat dipastikan laut berperan penting untuk negara Indonesia terutama dalam hal ekonomi. Maka dari itu, dibutuhkan transportasi air guna menunjang kegiatan perekonomian tersebut, salah satuna dengan Kapal Tongkang. Kapal tongkang tidak memiliki mesin (propeller) sehingga harus ditarik oleh kapal tunda. Dalam pembuatannya, kapal tongkang berbeda dengan kapal pada umumnya. Kapal tongkang hanya memiliki konstruksi tanpa mesin. Dalam hal ini kapal tongkang berfungsi layaknya jembatan yang menyebrangkan transportasi darat yang di tarik oleh tug boat. Tug Boat memiliki peran yang sangat penting untuk menarik tongkang. Namun dalam beberapa keadaan, tongkang mengalami hambatan. Untuk mendapatkan ketahanan yang lebih optimal, pemasangan skeg dilakukan di linggi haluan. Analisa dilakukan menggunakan software maxsurf. Diketahui penambahan skeg pada kapal tongkang bagian haluan menghasilkan nilai tahanan yang berbanding lurus dengan nilai kecepatan kapal. Nilai tahanan kapal pada kecepatan 1 knot adalah 3.5 kN sedangkan pada kecepatan 10 knot nilai tahanan sebesar 253.3 kN. Nilai tahanan total pada kecepatan yang sama pada variasi kapal tongkang berbeda dimana kapal tongkang dengan skeg memiliki nilai lebih besar yaitu 1085.6 kN dan&nbsp; 1088.5 kN dibandingkan kapal tongkang tanpa skeg dengan nilai 1079.9 kN hal ini karena luasan basah yang lebih besar, namun pada kapal tongkang dengan penambahan skeg&nbsp; variasi 1 dinilai lebih efisien karena mampu meminimalisir hambatan gelombang.</p> Fidel Laranjinha Mariano Xavier Freitas Intan Baroroh Gde Prabawathya Poundra Bagus Kusuma Aditya Copyright (c) 2024 JURNAL JALASENA https://scholar.google.co.id/citations?user=CKYMU8AAAAAJ&hl=id 2024-04-02 2024-04-02 6 1 1 11 10.51742/jalasena.v6i1.1259